Guru Penggerak (Tergerak, Bergerak dan Menggerakkan) Guru Milenial: 2021

Kamis, 11 November 2021

Perjalanan Sosialisasi Pembatik Level 4

Alhamdulillah satu persatu aktivitas kegiatan PembaTIK Level 4 dapat dilalui diawali dengan kegiatan coaching yang dilaksanakan 29 Oktober sampai 02 November selama 4 hari namun tetap libur di hari minggu. Di dalam coaching menjelaskan tentang tugas akhir yang akan dibuat seperti apa yang tertulis dalam LMS SimpaTIK serta memilih subtema untuk kearifan lokal dari materi pada vlog yang akan dibuat. berikut dokumentasi coaching melalui zoom meeting yang seru bersama SRB 2021 DRB dan Bapak/Ibu Tutor dari Pusdatin, dan yang paling membanggakan dan semakin menambah semangat bagi kami saat penutupan hadir Ibu Sekretaris Dinas Pendidikan Provinsi.


Setelah coahing selesai saya segera melakukan komunikasi bersama teman-teman SRB untuk melakukan sosialisasi sesuai rencana aksi yang saya buat.

Pertama kali jadwal sosialisasi di SMA Alkhairaat Kalukubula Kabupaten Sigi pada hari rabu tanggal 03 November 2021 berkolaborasi bersama empat SRB Sulteng lainnya beserta DRB 2020 Elis Hasibuan.

Setelah sosialisasi semua guru mengaktifkan akun belajar id, sebab sebelumnya belum ada yang aktifkan sama sekali kecuali Drs. Katiran yang menjadi SRB 2021. selain itu juga peserta mendaftar akun simpaTIK agar dapat mengikuti pelatihan-pelatihan yang dapat menambah kemampuan guru dalam mengembangkan pembelajaran berbasis TIK.
Sosialisasi dalam kegiatan ini juga dimuat oleh salah satu media surat kabar online mercusuar dan media cetaknya mercusuar pada gambar hitam putih di bawah ini. Daftar hadir peserta sosialisasi dapat dilihat di sini

     

Berikutnya saya melakukan sosialisasi secara virtual di SMPN Model Terpadu Madani pada tanggal 07 November 2021 yang dihadiri oleh 26 orang guru beserta Kepala Sekolah. Saya memperkenalkan Portal Rumah Belajar beserta keunggulan dalam fitur utama dan fitur pendukung. Melakukan pendaftaran akun Simpatik untuk pengembangan profesi berkelanjutan tentang teknologi dalam pembelajaran. saya juga menyampaikan kita semua dapat mengisi konten sumber belajar sesuai ketentuan yang berlaku agar semakin lengkap sumber belajar dan konten-konten lainnya di dalam portal rumah belajar. Peserta sosialisasi menyambut baik dan merasa tergerak untuk mengisi ataupun menambah konten sumber belajar. kedepan harapan saya semakin banyak guru yang tergerak memaksimalkan portal rumah belajar. berikut adalah gambar dokumentasinya.


Sosialisasi berikutnya melalui virtual zoom bersama ketua PGRI Kota Palu dan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Live streaming di channel youtube SMPN Model Terpadu Madani video dapat dilihat di bawah. kegiatan tersebut ditutup oleh Wakil ketua PGRI Kota Palu dengan apresiasi 

Berikut ini link absen sosialisasi melalui virtual klik daftar hadir kegiatan ini juga live streaming di channel youtube SMP Negeri Model Terpadu Madani Palu pada berikut videonya silahkan disimak tentang pemanfaatan Portal Rumah Belajar dan Media Pembelajaran interaktif. Sosialisasi tersebut kami terbitkan pada media mercusuar yang artikelnya dapat dilihat di sini

Walau tanpa rompi dan souvenir karena keterlambatan datang tetapi semangat sosialisasi dan berbagi tetap kami rasakan sampai di hari terakhir batas tugas akhir dikumpulkan Alhamdulillah paket souvenir sudah tiba. Saya langsung menggunakannya untuk membuka vlog saya. Vlog saya belum maksimal karena bertepatan dengan kegiatan panen hasil belajar di lokakarya tujuh Program Pendidikan Guru Penggerak saya sebagai panitia dan menyiapkan video opening dalam kegiatan tersebut. Berikut Vlog saya dengan tema mitigasi bencana pada materi pola bilangan menggunakan problem posing.


Langkah-langkah dalam pembelajaran menggunakan problem posing dengan kebihan dan kekurannya jika digunakan dalam pembelajaran dapat dilihat pada gambar berikut.









Jumat, 05 November 2021

Fitur Rumah Belajar Berbagi Pembatik Level 4


Alhamdulillahirobbil'alamin adalah kalimat pertama dan sujud syukur kepada ALLAH Subhanahu Wata'ala Tuhan Yang Maha Kuasa adalah sikap pertama saya pada tanggal 23 Oktober 2021 saat melihat website https://simpatik.belajar.kemdikbud.go.id/ kemudian masuk di akun saya tertulis diterima sebagai peserta PembaTIK Level 4 menjadi 30 besar Sahabat Rumah Belajar 2021 (SRB 2021) Provinsi Sulawesi Tengah yang telah melalui seleksi yang sangat ketat pada Level 1, Level 2, dan Level 3. selanjutnya akan menjadi 5 besar dan diberikan tes substansi oleh  tim penilai dari PUSDATIN (Pusat Data dan Teknologi Informasi) Kemendikbudristek untuk dipilih 1 orang sebagai Duta Rumah Belajar 2021 (DRB 2021) Sulawesi Tengah.

Dalam Level 4 ini SRB 2021 menyelesaikan tugas akhir level 4 yaitu membuat Vlog, menulis artikel ke dalam blog, tulisan-tulisan mengenai aktivitas sosialisasi (tatap maya/tatap muka), aktivitas implementasi tugas vlog, aktivitas pemanfaatan blog untuk pembelajaran sesuai mata pelajaran yang diampu, dan hal-hal lain yang edukatif, dengan memanfaatkan Layanan Pusdatin dalam portal rumah belajar 

Senin, 18 Oktober 2021

3.3.a.9. Koneksi Antarmateri - Pengelolaan Program yang Berdampak pada Murid


 
Hal-hal menarik yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan bagaimana benangmerah yang bisa Anda tarik dari keterkaitan antarmateri yang diberikan dalam modul 3.3?Hal yang menarik menurut saya yaitu Manajemen resiko dan MELR, dalam pengelolaan sebuah program yang berdampak pada murid yang terdiri dari resiko keuangan, resiko pemenuhan, danresiko reputasi sekolah, selain itu dalam penyusunan program dapat memahami serta melaksanakanMonitoring,evaluasi, learning, dan reporting (MELR) pada murid berdasrkan pemetaan assetdengan mempertimbangkan manajemen resiko MELR yang merupakan (Monitoring, Evaluation,Learn, Reporting) Monitoring adalah proses perhimpunan data analisa internal dari sebuah program.
Manajemen Resiko
Dalam dunia pendidikan kita mengenal istilah manajemen pendidikan yang dilakukan sekolahuntuk mengembangkan mutu sekolah, manajemen risiko merupakan salah satu hal wajib yang harusdilakukan dalam merencanakan program sekolah. Manajemen risiko haruslah menjadi satu kesatuan bagian yang tak terpisahkan dari pelaksanaan sistem manajemen di sekolah. Labombang (2011: 39) berpendapat bahwa walaupun suatu kegiatan telah direncanakan sebaik mungkin, namun tetapmengandung ketidakpastian bahwa nanti akan berjalan sepenuhnya sesuai rencana.Dalam Prinsip Dasar Manajemen risiko (2019:3) Manajemen risiko adalah metode yangtersusun secara logis dan sistematis dari suatu rangkaian kegiatan; penetapan konteks,identifikasi,analisa, evaluasi, pengendalian serta komunikasi risiko.Risiko merupakan sesuatu yang memiliki dampak terhadap pencapaian tujuan organisasi. beberapa tipe risiko di lembaga pendidikan, meliputi:1.
 
Risiko Strategis, merupakan risiko yang berpengaruh terhadap kemampuan organisasimencapai tujuan2.
 
Risiko Keuangan, merupakan risiko yang mungkin akan berakibat berkurangnya aset3.
 
Risiko operasional, merupakan risiko yang berdampak pada kelangsungan proses manajemen4.
 
Risiko pemenuhan, merupakan risiko yang berdampak pada kemampuan proses dan prosuderalinternal untuk memenuhi hukum dan peraturan yang berlaku5.
 
Risiko Reputasi, merupakan risiko yang berdampak pada reputasi dan merek lembaga.(Princewatercoper, 2003)
MELR 
 
Monitoring
 kegiatan yang dilakukan dalam rangka pengawasan dan pengendalian kegitan yangdilaksanakan untuk umpan balik pelaksanaan kegiatan yang sedang berjalan, dilakasanakan denganmelihat langsung pelaksanaan kegiatan untuk mengetahui kesesuaian kegiatan perencanaan dan pelaksanaan suatu program.
Evaluation
 adalah penilaian secara periodik pada suatu program yang sudah tuntas/selesai. Proses pengukuran yang dicapai dibandingkan sasaran yang telah ditentukan sebagai bahan penyempurnaan perencanaan pelaksanaan program. Adapun prinsip dari evaluation menyeluruh, berkesinambungan,obyektif, hasil evaluasi dapat digunakan sebagai penghargaan bagi yang berhasildan merupakan motivasi bagi yang belum berhasil. Cara yang digunakan antara lainkuantitatifsesuai dengan monitoring yang dilakukan dan tekniknya adalah observasi langsung di sekolah, isianinstrument pengamatan, wawancara, berperanserta.
 
Learn
 adalah merefleksikan situasi 4F (Fact,Filling, finding, future), Reporting adalah alat bagi pimpinan untuk menginformasikan atau memberikan masukan untuk setiap pengambilan keputusan.Dr Roger green yang seorang ahli dibidang pelatihan guru dan sebagai fasilitator merancangkerangka kerja pembelajaran (learning) melalui model (4F) adalah fact (fakta) : catatan obyektiftentang apa yang terjadi, Feeling, (Perasaan): reaksi emosional tentang sesuatu, finding (temuan): pembelajaran konkrit yang diambil dari situasi tersebut, future (masa depan): menyusun pembelajaran digunakan untuk masa depan
Reporting/Laporan
 adalah alat bagi pimpinan untuk menginformasikan atau memberikan masukanuntuk pengambilan setiap keputusan yang diambilnya, oleh karena itu laporan harus akurat, lengkap,dan obyektif. Dalam prakteknya laporan adalah sebuah dokumen yang merupakan produk akhir darisuatu kegiatan.Jadi keterkaitan antarmateri yang diberikan dari modul 3.3 yaitu perencanaan sebuah program berdasarkan asset yang dimiliki, menggunakan tahapan BAGJA dengan memperhatikan manajemenresiko dan MERL.
 
Apakah kaitan antara pemetaan sumber daya dengan perencanaan program sekolah yang berdampak pada murid?Sekolah membuat program dengan mempertimbangkan Aset Based Thinking sebagai sumber dayasebagai kekuatan yang ada pada sekolah dalam pemetaan sumber daya sebagai pendukungterlaksananya perencanaan program sekoalah yang berdampak model BAGJA, untuk tercapainyamerdeka belajar, sehingga mendapat pembelajaran bermakna menuju profil pelajar Pancasila.
 
Adakah materi dalam modul lain/paket modul lain yang berhubungan dengan materi dalam modul3.3. ini? Jabarkanlah jika ada.Kaitannya dengan materi lain yaitu apabila dikaitkan dengan Filosofi Kihajar Dewantara programsekolah yang berdampak pada murid untuk terwujudnya merdeka belajar dan guru menuntun siswasesuai dengan kodratnya. Kaitannya dengan Inkuiri Apresiatif adalah program sekolah yang berdampak pada murid dengan mempertimbangkan metode BAGJA dengan pemetaan kekuatansekolah sehingga terbentuk kekuatan sekolah. Kaitannya dengan Pengelolaan Aset Sekolah programsekolah yang berdampak pada murid dengan selalu berpikir positif dan memanfaatkan potensi yangada di sekolah sebagai kekuatan yang harus terus dikembangkan.
 
Bagaimana kaitan dari semua materi tersebut dengan peran Anda sebagai guru penggerak?Setiap modul yang telah saya pelajari memberikan pengalaman pembelajaran untuk menjadiseorang guru penggerak yang dapat mencetak generasi merdeka belajar bermakna menuju profil pelajar Pancasila dan menuntun murid dalam mengoptimalkan kodrat (potensinya). Oleh karenaitu guru penggerak harus mampu memetakan aset sekolah, mengelolah aset tersebut danmemanfaatkan kekuatan yang dimiliki sekolah (Inkuiri Apresiatif) dalam merancang programyang berdampak pada murid

Selasa, 14 September 2021

Koneksi Antarmateri Modul 3.1 Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran

Assalamu’alaikum Warahmatullohi Wabarokatu.

"Menuntut ilmu adalah Taqwa, menyampaikan ilmu adalah Ibadah, mengulangi ilmu adalah Zikir, mencari ilmu adalah Jihad"
 (Al Ghazali)

Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama adalah yang terbaik” (Teaching kids to count is fine but teaching them what counts is best). 
 Bob Talbert 

Menjadi guru yang mampu mengambil keputusan yang tepat tentunya sesuai dengan pandangan Pratap Triloka yaitu : 1) Ing ngarsa sung tulada 2) Ing madya mangun karsa dan 3) Tut wuri handayani. Seorang pemimpin pembelajaran haruslah memberikan tauladan bagi orang yang dipimpinnya. Keteladanan menjadi sebuah hal yang sangat penting karena akan berpengaruh pada proses berpikir dan tingkat kepercayaan orang yang dipimpin terhadapnya. Sebab nilai-nilai dan prinsip dalam pengambilan setiap keputusannya akan mencerminkan jati dirinya sebagai pemimpin yang patut untuk diikuti. Dalam hal ini guru sebagai seorang pamong dapat menggunakan sistem among dalam pembelajaran untuk menyampaikan karakater baik bagi peserta didik hingga mereka percaya amongnya dapat menuntunnya menjadi manusia yang lebih baik. Selain itu implementasi Pratap Triloka menjadi sangat penting dalam lingkungan sekolah terutama dalam pengambilan keputusan bagi guru sebagai pemimpin pembelajaran. 

Kita dapat melakukan praktik pengambilan keputusan dengan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan) sesaui amanat dari Program pendidikan Guru Penggerak (PPGP) yang telah diberikan penjelasan tambahan oleh pendamping serta fasilitator dalam menjalankan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil. 

Pengambilan keputusan yang tepat oleh pemimpin pembelajaran sesuai pandangan triloka Ki Hajar Dewantara, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman. Sehingga tidak menimbulkan kesulitan-kesulitan dalam lingkungan sekolah untuk melaksanakan dan menjalankan manah sebagai pemimpin pembelajaran dalam pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika. Dengan demikian perubahan paradigma baru dalam berkolaborasi mewujudkan pembelajaran yang berpihak pada murid akan terbentuk dari setiap keputusan-keputusan kita dalam memimpin pembelajaran. 

Pemimpin pembelajaran mengambil dan menguji keputusan dalam situasi dilema etika karena adanya beberapa nilai-nilai yang bertentangan denan 9 panduan sebagai berikut: 
1. Mengenal nilai-nilai yang saling bertentangan dalam situasi ini 
2. Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini. 
3. Kumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi ini 
4. Pengujian benar atau salaha. 
    a. Uji legal 
    b. Uji Regulasi/Standar Profesional 
    c. Uji Intuisi 
    d. Uji Halaman Depan Koran 
    e. Uji Panutan/Idola 
5. Pengujian Paradigma Benar lawan Benar 
6. Melakukan Prinsip Resolusi 
7. Investigasi Opsi Trilema 
8. Buat Keputusan 
9. Lihat lagi Keputusan dan Refleksikan 

Dalam setiap pengambilan keputusan yang dilakukan guru sebagai pemimpin pembelajaran hendaknya dapat menuntun dan memberikan kemerdekaan murid dalam mengemukakan pendapat dan mengekspresikan pengetahuannya. Dengan demikian murid dapat belajar mengambil keputusan yang sesuai dengan pemikirannya dan panduan serta pengalaman yang diperoleh dari amongnya. Menjadi murid yang merdeka, kreatif, inovatif, pribadi sesuai profil pelajar Pancasila dapat mengambil keputusan yang tepat menentukan masa depan mereka sendiri. Kemampuan tersebut dapat terlatih melalui budaya positif di lingkungan sekolah.

Senin, 19 Juli 2021

Koneksi Antar Materi Modul 2.1

Pembelajaran Berdiferensiasi kesimpulan pembelajaran berdiferensiasi yaitu pembelajaran yang prosesnya mengakomodasi kebutuhan setiap murid untuk mendapatkan hak belajarnya sesuai dengan kemampuan dan kreatifitas masing-masing. Pembelajaran berdiferensiasi dapat dilakukan di kelas dengan menyelaraskan tujuan pembelajaran dan kondisi awal murid sebelum belajar baik dari sisi konten, proses maupun produk yang akan diinginkan setelah pembelajaran berlangsung. Pembelajaran berdiferensiasi dapat memenuhi kebutuhan belajar murid dan membantu mencapai hasil belajar yang optimal. Karena diferensiasi dilakukan dari tiga aslek yaitu konten atau materi awal yang murid miliki, proses yang memberikan scaffolding kepada murid berdasarkan kebutuhan serta menghasilkan produk berdasarkan minat dan keterampilan murid. Sehingga tidak terjadi kesenjangan antara murid yang cepat belajar dan lambat dalam menerima pelajaran dalam setiap tahapannya. Jika dikaitkan dengan filosofi Ki Hajar Dewantara guru memenuhi kebutuhan setiap murid sesuai kodrat alam sehingga kita sebagai guru tidak dapat memaksakan dan menyamakan setiap murid yang memang kodratnya berbeda dengan murid yang lainnya. Sehingga guru menuntun memberikan pupuk, dan merawat laksana tanaman oleh seorang petani. Melalui diferensiasi proses diharapkan dapat membiasakan budaya positif dalam setiap proses yang disesuaikan dengan kondisi murid sampai menghasilkan produk yang disukainya. Sehingga tidak ada yang namanya murid gagal dalam proses belajar.

Sabtu, 29 Mei 2021

1.2.a.9 Koneksi Antar Materi Nilai dan Peran Guru Penggerak

Dari apa yang telah saya pahami dan pelajari dalam Program Pendidikan Guru Penggerak (PPGP) pada modul 1.2 pada LMS maupun dalam ruang kolaborasi yang difasilitasi oleh fasilitator Dra. Renny Th Onthoni MM. Ada lima nilai yang harus dimiliki guru penggerak yaitu: 1. Mandiri, 2. Reflektif, 3. Kolaboratif, 4. Inovatif, 5. Berpihak pada murid. Begitu pula dengan peran yang dilakukan guru penggerak yaitu: 1. Pemimpin pembelajaran, 2. Menggerakkan komunitas praktisi, 3. Menjadi coach bagi guru lain, 4. Mendorong kolaborasi antar guru, 5. Mewujudkan kepemimpinan murid. Nilai dan peran guru semata-mata untuk peningkatan kualitas pembelajaran yang merdeka belajar mewujudkan pelajar Pancasila.
Keterkaitan nilai dan peran guru penggerak dengan filosofi Ki Hajar Dewantara dapat dilihat dari harapan Ki Hajar Dewantara guru memiliki keterampilan dalam mengajar, memiliki keunggulan dalam berelasi dengan peserta didik maupun dengan anggota komunitas yang ada di sekolah, dan guru juga harus mampu berkomunikasi dengan orang tua murid dan memiliki sikap profesionalitas dalam menjalankan tugasnya. Strategi yang saya lakukan untuk mencapai nilai-nilai tersebut yaitu dengan menguatkan niat dalam diri bahwa kita mampu mewujudkan nilai tersebut, bersemangat dalam mencoba hal baru, belajar dan terus belajar, berbagi dan berdiskusi dengan rekan guru dan komunitas, meniingkatkan kebiasaan berliterasi, mengikuti kegiatan-kegiatan yang dapat mengembangkan kompetensi diri. Bagaimanakah dengan anda, apakah anda sudah menyiapkan strategi untuk merdeka belajar mewujudkan pelajar pancasila?

POSTINGAN TERBARU

Catatan Lokakarya Orientasi dan Laporan Lokakarya Orientasi Pendidikan Guru Penggerak

Catatan Lokakarya Orientasi Pembukaan Program Pendidikan Guru Penggerak, Sabtu 19 Agustus 2023 sesuai agenda Balai Guru Penggerak Provinsi...